Friday, December 16

Hernia Nukleus Pulposus (HNP)


Definisi
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penonjolan diskus inter vertabralis dengan piotusi dan nukleus kedalam kanalis spinalis pumbalis mengakibatkan penekanan pada radiks atau cauda equina. HNP adalah suatu penekanan pada suatu serabut saraf spinal akibat dari herniasi dan nucleus hingga annulus, salah satu bagian posterior atau lateral.
Etiologi
1.Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra.
2.Spinal stenosis.
3.Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll.
4.Pembentukan osteophyte.
5.Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan nucleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga annulus.
Patofisiologi
Daerah lumbal adalah daerah yang paling sering mengalami hernisasi pulposus, kandungan air diskus berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia. Selain itu serabut menjadi kotor dan mengalami hialisasi yang membantu perubahan yang mengakibatkan herniasi nukleus purpolus melalui anulus dengan menekan akar – akar syaraf spinal. Pada umumnya harniassi paling besar kemungkinan terjadi di bagian koluma yang lebih mobil ke yang kurang mobil (Perbatasan Lumbo Sakralis dan Servikotoralis). Sebagian besar dari HNP terjadi pada lumbal antara VL 4 sampai L 5, atau L5 sampai S1. Arah herniasi yang paling sering adalah posterolateral. Karena radiks saraf pada daerah lumbal miring kebawah sewaktu berjalan keluar melalui foramena neuralis, maka herniasi discus antara L 5 dan S 1.
Perubahan degeneratif pada nukleus pulpolus disebabkan oleh pengurangan kadar protein yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga tekanan intra distal meningkat, menyebabkan ruptur pada anulus dengan stres yang relatif kecil. Adanya trauma baik secara langsung atau tidak langsung pada diskus inter vertebralis akan menyebabkan komprensi hebat dan transaksi nucleus pulposus (HNP). Nukleus yang tertekan hebat akan mencari jalan keluar, dan melalui robekan anulus tebrosus mendorong ligamentum longitudinal terjadilah herniasi.

Diagnosis
----       Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum, pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang. Ada adanya riwayat mengangkat beban yang berat dan berulang kali, timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya berdasarkan lokasi terjadinya herniasi.
----       Diagnosa pada hernia intervertebral , kebocoran lumbal dapat ditemukan secepat mungkin. Pada kasus yang lain, pasien menunjukkan perkembangan cepat dengan penanganan konservatif dan ketika tanda-tanda menghilang, tes nya tidak dibutuhkan lagi. Myelografi merupakan penilaian yang baik dalam menentukan suatu lokalisasi yang akurat yang akurat.
Anamnesis
            Dalam anamnesis perlu ditanyakan kapan mulai timbulnya, bagaimana mulai timbulnya, lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang diderita diawali kegiatan fisik, faktor yang memperberat atau memperingan, ada riwayat trauma sebelumnya dan apakah ada keluarga penderita penyakit yang sama. Perlu juga ditanyakan keluhan yang mengarah pada lesi saraf seperti adanya nyeri radikuler, riwayat gangguan miksi, lemah tungkai dan adanya saddle anestesi. bila mengenai konus atau kauda ekuina akan timbul gangguan miksi, defekasi, atau fungsi seksual.
Faktor Resiko yang perlu ditanyakan, antara lain:
  1. Tidak dapat diubah
Umur, jenis kelamin, riwayat cedera punggung, atau HNP sebelumnya.
  1. Dapat diubah
- Pekerjaan dan aktifitas
- Olahraga tidak teratur
- Merokok
- Berat badan berlebih
- Batuk lama berulang

Pemeriksaan Klinik Umum
            Inspeksi dapat di mulai saat penderita jalan masuk ke ruang pemeriksaan. Cara berjalan (tungkai sedikit di fleksikan dan kaki pada sisi sakit di jinjit), duduk (pada sisi yang sehat). Palpasi, untuk mencari spasme otot, nyeri tekan, adanya skoliosis, gibus dan deformitas yang lain.
Pemeriksaan neurologik,
a. Pemeriksaan sensorik
b. Pemeriksaan motorik: dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau fasikulasiotot
c. Pemeriksaan tendon
d. Pemeriksaan untuk LBP
i. Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tes kontra laseque, tes bragard, tes sicard)
ii. Tes untuk menaikkan tekanan intra tekal (tes Nafzigger, tes Valsava, tes Lehrmitte)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari:
1. Elektromiografi (EMG) bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana gangguannya, masih dalam tahap iritasi atau tahap kompresi
2. Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP)
Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati
3. Pemeriksaan Radiologi
· Foto polos untuk menemukan berkurangnya tinggi diskus intervetebralis sehingga ruang antar vertebralis tampak menyempit
· Kaudografi, mielografi, CT Mielo dan MRI
Untuk membuktikan HNP dan menetukan lokasinya. MRI merupakan standar baku emas untuk HNP
· Diskogarfi
Penerapan terapi pada pasien HNP dapat berupa konservatif: istirahat mutlak di tempat tidur, terapi farmakologis, fisioterapi, latihan, traksi, dan korset pinggang. Terapi operatif dilakukan jika ditemukan indikasi, antara lain, terdapat sindrom kauda equine, mengalami defisit neurologis progresif, mengalami defisit neurologis yang nyata, dan rasa sakit yang menetap dan semakin parah empat sampai enam minggu setelah terapi konservatif. Jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada pasien HNP adalah Laminotomi (pemotongan sebagian lamina di atas atau di bawah saraf yang tertekan), Laminektomi (pemotongan sebagian besar lamina atau vertebra), dan Disektomi (pemotongan sebagian atau keseluruhan diskus intervertebralis). Sementara, ada juga yang disebut Minimally Invasive Operation. Dengan cara ini, insisi yang diperlukan tidak lebar, dimungkinkannya visualisasi lokasi patologi melalui mikroskop atau endoskop, trauma pembedahan
yang dialami pasien jauh lebih sedikit, dan pasien dapat pulih lebih cepat.
Penatalaksanaan
1.Terapi Konservatif:
a.Tidur selama 2 – 4 hari diatas kasur yang keras
b.Terapi farmakologi
- analgesik (paracetamol, aspirin, tramadol) dan NSAID (ibuprofen, Na diclofenak)
- muscle relaxan (sering dikombinasikan dengan NSAID): tinazidin, esperidone, carisoprodol
- opioid
- kortikosteroid oral : untuk hnp dan untuk mengurangi inflamasi
- kortikosteroid oral : untuk hnp kronik, amitriptilin, CP2
- suntikan picu : anestesi lokal dan kortikosteroid di jaringan otot sekitar tulang belakang
c. Terapi fisik
- traksi pelvis
- USW(ultra sound wave) diatermi, kompresi panas/dingin: untuk mengurangi keluhan nyeri dengan cara mengurangi peradangan dan spasme otot.
- TENS(Transkutaneus Electrical Nerve Stimulation): memberikan rangsangan listrik terus menerus
- korset lumbal: tidak bermanfaat untuk hnp akut, tapi bermanfaat untuk mencegah LBP dan mengurangi nyeri pada LBP kronik
- latihan dan modifikasi gaya hidup: mengurangi berat badan dan latihan jasmani(jalan, naik sepeda, berenang)

2. Terapi Pembedahan
Indikasi terapi bedah:
- setelah dirawat 4 minggu secara konservatif, nyeri menetap atau progresif bertambah
- ada gangguan miksi, defekasi, atau seksual (sindroma conus-cauda)
- defisit neurologis memburuk
- paresis otot tungkai bawah
- kompresi radiks

Daftar Pustaka
- Mardjono, M., Sidharta P., 1988. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta. Dian Rakyat
- Purwanto T.E. Hernia Nukleus Pulposus. Dalam: Nyeri Punggung Bawah. Edisi II. Kelompok Study Nyeri; Perdossi, Jakarta; 2003: 133-48
- Foster M.R. Herniated Nucleus Pulposus. Available at http://www.emedicine.com/htm. March 16 2005
- Chen A.L. Herniated Nucleus Pulposus (slipped disk). Available at http://www.healthline.com/network/htm .April 28 2004
- Schwart S.I. Herniated Lumbar Disc. In : Principles of Surgery. 5th Edition. New York, Mc Graw Hill Company; 1989 : 1860-80
- Listiono L.D. Hernia Nukleus Pulposus. Dalam Ilmu Bedah Saraf. Edisi Ketiga. Jakarta, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama; 1998 : 347-55
- Adam Medical Illustration. Available at http://www.googles_images.com/htm. April 28 2004
- Regan JJ. General Diac Degeneration. Available at http://www.spinesource.com/image/antomy. April 28 2004
- Humphreys S.C. Clinical Evaluation and Treatment Option For Herniated Lumbar Disc. Available at http://www.American_FamilyPhysi