Sunday, March 14

Dispareunia, Nyeri saat berhubungan?



Dispareunia adalah nyeri pada alat kelamin atau nyeri di dalam panggul yang terjadi selama koitus(hubungan seksual). Nyeri bisa di bagian luar dari vagina, di bagian dalam vagina, atau bisa pula di daerah abdomen ataupun pelviks, memurut H.winter Griffith, MD. Nyeri biasa timbul pada saat koitus, pertama kali koitus, saat di pertengahan, ketika orgasme, ataupun ketika selesai koitus. Dispareunia lebih sering terjadi pada wantia, namun juga bisa terjadi pada pria. Penyebabnya bisa berupa faktor fisik maupun faktor psikis.

Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya Dispareunia tersebut,
1.Faktor Psikis
- lebih banyak disebabkan trauma psikis, misalnya wanita korban kasus pemerkosaan.
- kemarahan atau perasaan jijik terhadap mitra seksualnya.
- rasa takut hamil, belum mengharapkan anak.
- pemanasan kurang lama dan maksimal
- posisi tertentu waktu berhubugan

2.Faktor fisik
- Menurut Winter, karena infeksi pada kelamin dan peradangan pada kelenjar(kelanjar Bartholin atau kelenjar Skene). Atau penyakit lain pada vagina, leher rahim, ataupun tuba falopi.
- xerosis (kekeringan, terutama setelah meopause)
- female genital mutilation, ketika introitus vagina menjadi lebih kecil dari ukuran semula untuk dilakukan penetrasi( diperparah bila terdapat scar).
- Terapi radiasi
- Bekas episiotomi



3. Faktor lain
- Endometriosis. Yaitu adanya suatu jaringan endometrium di luar rahim, misalnya disaluran telur, indung telur, diantara dinding belakang rahim dan anus.
- Kerena robeknya selaput dara atau selaput dara tipis, bisa juga mengakibatkan nyeri saat berhubungan. Terutama pada wanita yang pertama kali berhubungan seksual. Penetrasi penis bisa merobek selaput dara ini dan menyebabkan nyeri.
- Lesi traktus urinarius
- Reaksi alergi pada diaprama, kondom,
- Tumor-tumor pelvik
- Menopause. Penurunan kadar esktrogen yang mempengaruhi jumlah cairan di vagina.
- Kelainan bawaan, misalnya hymen kaku atau dinding vagina abnormal.

Terapi
- Menggunakan salep anestetik bisa mengurangi nyeri.
- mengoleskan pelumas sebanyak mungkin sebelum melakukan hubungan seksual.
- Lebih lama melakukan foreplay bisa meningkatkan sekresi vagina.
- Wanita yang telah memasuki masa menopause bisa menggunakan krim estrogen atau pil estrogen untuk meningkatkan pelumasan vagina dan mengatasi efek penipisan dinding vagina.
- Infeksi dan peradangan vagina diatasi dengan obat yang sesuai