Sunday, March 14

Endometriosis


PATHOPHYSIOLOGY
- Penyebab dan patogenesis pasti endometriosis masih belum jelas. Beberapa teori yg ada mencoba menjelaskan fenomena ini, walaupun belum satu pun sepenuhnya benar.

1. Teori terdahulu menyatakan bahwa pada endometrosis terjadi perpindahan sel endometrial yg viabel karena menstruasi retrograd. Sel-sel bergerak mundur melalui tuba falopi dan berkumpul di organ pelvis dimana mereka tertanam dan tumbuh. Populasi sel-sel ini normalnya hidup di endometrium, dan menyimpan material stem cells. Hal ini yg mungkin memungkinkan sel-sel tersebut dapat bertahan di lingkungaqn ektopik(ekstrauteri).

2. Penelitian baru-baru ini, mengaitkan hubungan patogenesis endometriosis dengan sistem imunitas. Wanita dengan endometriosis cenderung terjadi peningkatan respon imun humoral dan aktivasi makrofag. Sementara mengurangi cell-mediated immunity dengan penurunan respon sel T dan natural killer cells.

3. Transtubal dissemination is the most common route, although other routes have been observed. These include lymphatic and vascular channels. This may explain how endometrial tissue can be found at distant locations in the body.

4. Teori lain adalah metaplasia. The endometrium and the peritoneum berasal dari “coelomic wall epithelium” yg sama. Telah diakui peritoneal mesothelium memiliki kemampuan embryologic untuk bertransformasi menjadi jaringan reproductive. Transformasi seperti ini bisa terjadi secara spontan, atau bisa karena pajanan iritasi kronik dari cairan menstruasi retrograde

5. Teori lain menyatakan sisa sel-sel mullerian mungkin tertinggal di jaringan pelvis selama perkembangan sistem mullerian. Dalam kondisi stimulasi estrogen, ini dapat memicu diferensiasi dari sel-sel mullerian ini menjadi sel-sel dengan fungsi seperti kelenjar dan sel stroma di endometrium.

6. Iatrogenic deposition dari jaringan endometrial ditemukan pada beberapa kasus gynecologi and cesarean sections.

7. Beberapa wanita mungkin mempunyai faktor predisposisi genetik endometriosis. Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis, kemungkinan juga akan menderita endometriosis.



Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada
- Wanita yang siklus menstruasinya 27 hari atau kurang
- Wanita yang mengalami menarke (menstruasi pertama) terjadi lebih awal
- Wanita yang biasa mengalami menstruasi selama 7 hari atau lebih
- Wanita yang mengalami orgasme ketika menstruasi

MANIFESTASI KLINIS
- Dysmenorrhea
- Perdarahan hebat atau tidak teratur
- Nyeri pelvis
- Nyeri abdomen atau nyeri punggung
- Dyspareunia
- Dyschezia (nyeri buang air besar) sering dengan diare dan konstipasi
- Perut kembung, mual dan muntah
- Nyeri Inguinal
- Nyeri buang air kecil
- Nyeri saat beraktivitas

- Gejala yang paling umum adalah dismenore, di awal atau sebelum menstruasi. Akibatnya pasien datang tampak kelelahan, malaise dan gangguan tidur.
- Tingakatan/derajat dan onset nyeri tidak sebanding dengan luas penyakit. Rasa sakit yang ditimbulkan diduga lebih berhubungan dengan derajat peradangan peritoneal daripada volume implantasi jaringan endometrial. Mengenai hal yg berhubungan dengan perlekatan intrapelvis/intraabdominal penting untuk menilai derajat nyeri yg dirasakan.
- Ureteral obstruction and hydronephrosis dapat menyebabkan implantasi endometrial dalam uereter.
- Gejala di extra-abdominal dapat berupa hemoptysis and pneumothorax.
- Gejala biasanya bertambah selama kehamilan dan setelah menopause. Dapat muncul lagi postpartum atau dengan terapi postmenopausal hormone replacement.
15% dari kasus nyeri pelvis, endometriosis yg paling mendasari. Perlu dicurigai wanita dengan nyeri pelvis kronik yang tidak berespon pada terapi NSAID standar dan terapi kontrasepsi oral.
- Wanita menderita endometriosis, 1/3 nya asymptomatic.